Ada Pelangi di Jembatan Gantung Soepardjo Rustam
07.59
Pena Desa – “Cekrek..Cekrek..” bunyi
kamera para pengunjung yang terdengar di sepanjang jembatan pelangi
Dusun Sumingkir, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang Purbalingga.
Saat ini, suasana jembatan sangat berbeda dengan kondisi setahun yang
lalu, dimana dulu warga merasa takut dan tidak nyaman untuk melewati
jembatan yang di bangun pada tahun 1977 sebagai hadiah dari Supardjo
Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu atas kebaikan warga Dusun
Sumingkir yang telah membantunya selama mengungsi pada jaman penjajahan
dulu. Kini yang terlihat hanya senyum dan tawa para pengunjung, bahkan
ada beberapa pengunjung yang tiduran di jembatan.
“Sengaja main kesini. Aman, tidak takut, tadi aja sempat tiduran di
jembatan. penasaran liat di foto-foto teman. Ternyata pas kesini memang
bagus. Tadinya tak kira bukan di Rembang,” ungkap Risky Praismi Triyuka,
pengujung dari Jatilawang, Banyumas.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengunjung lain.
“Senang, jadi ada tempat wisata yang dekat, bisa buat refresing sama
anak-anak, murah, tidak perlu capai dijalan.,” ungkap Wanda Agestia,
pengunjung dari Desa Sumampir.
Jembatan sepanjang 60 meter dengan lebar sekitar 2,5 meter yang kedua
sisinya hanya dibatasi rangkaian besi ini kini telah berubah, tidak
menakutkan seperti dulu. Berbagai macam warna terhampar disepanjang
jembatan, membuat suasana semakin ceria, seceria warga Dusun Sumingkir
yang kini telah memiliki jembatan permanen yang aman dan nyaman seperti
impikan mereka puluhan tahun lalu.
Saat berada diatas jembatan pelangi, pengunjung juga bisa melihat
jembatan Soeparjo Rustam yang baru, yang dengan anggun membelah sungai
Gintung. Pemandangan disekeliling jembatan menambah sejuk hati, sungai
yang mengalir deras, pepohonan hijau disekeliling sungai, dan angin yang
bertiup sepoi-sepoi.
Pemuda Dusun Sumingkir terinspirasi mengecat jembatan gantung dengan
warna seperti pelangi karena saat sekarang ini sudah jarang melihat
pelangi. Menurut nenek moyang mereka pada zaman dahulu di kedung (bagian
sungai yang dalam) dekat jembatan sering terlihat bidadari yang sedang
bermain ketika muncul pelangi.
“Maka dari itu kita bikin versi nyatanya bukan Cuma dongeng. biar
nantinya banyak bidadari yang selfie di jembatan pelangi,” Ujar Beby
Hanzian sembari tertawa.
“Untuk berkunjung bebas, tidak ada pungutan, kalau mau ikut membantu
perawatan jembatan ya silahkan, tidak juga ngga apa-apa. Yang penting
pengunjung rapi, mematuhi aturan seperti menjaga kebersihan, melepas
alas kaki sebelum naik kejembatan, tidak mencorat-caret jembatan, dan
berhubung jembatan sudah tua para pengunjung harus hati-hati tidak boleh
melebihi daya tampung jembatan” imbuhnya.
Meskipun belum ada sebulan selesai dicat pelangi, setiap harinya puluhan
pengunjung dari pagi hingga sore datang silih berganti, baik dari warga
sekitar maupun dari luar daerah. Semoga tetap lestari dan terjaga
dengan baik.